Visual Kei (Vijuaru Kei), atau visual style, merupakan salah satu gaya atau trend dalam J-Rock. Visual Kei mulai muncul di Jepang tahun 80-an dan semakin populer di tahun 90-an. X Japan salah satu band rock Jepang yang mengusung gaya Visual Kei pertama kali. Kemudian disusul oleh Luna Sea, Malice Mizer, Kuroyume, Shazna, Baizer, Buck-Tick, dll. Bersama dengan X Japan mereka membuat histeris dan booming di jamannya (aku sendiri suka ma X Japan, sayang mreka dah bubar...)
Yang ngebikin ku suka adalah karakteristik Visual Kei, Band pasti akan memakai costum yang "aneh" dan "penampilan super dramatic" dalam setiap performance mereka. Kebanyakan fans mereka ya remaja dan wanita2 muda (aku juga suka mereka.. tapi aku masuk kategori yang remaja aja yo...). Pementingan aspek Visual di tiap penampilan mreka jadi cirinya.
Member of the Band biasanya pakai make-up yang dramatis dengan gaya rambut yang super keren, dan g bakal kebayang sebelumnya. Kostumnya cuga ciamik (halah...).. yang ngebikin performance mereka ngebikin ku menjerit-jerit histeris (kadang menjerit takut..hehe).
Uniknya, walaupun band Visual Kei kebanyakan adalah cowok2 keren, tapi band member suka pakai make-up dan pake costum yang "androgony". dibilang cewek enggak, dibilang cowok enggak. Nah disitulah kerennya.. sampai-sampai banyak fans akan ber-cosplay ngikutin cara berpakaian band pujaannya itu, terutama saat konser.
Masing2 band Visual Kei punya ciri khas masing2 yang ngebedain dari band Visual Kei yang lain, contohnya Kaggra. Di tahun2 pertama kemunculannya, ciri khas Kaggra adalah pake Kimono yang eye catching!! Keren banget pokoknya. Tapi ciri khas ini bisa berubah, di PV "Sakebi" mreka justru pake jas. Biasanya perubahan ini karna mreka dah mulai terkenal dan harus menyesuaikan dengan Label (ngerti kan gemana Label gede bekerja???).
Banyak band Visual Kei yang keren. Ciri khas utama dengan "penampilan nomor 1 dan harus beda dari biasanya". Jenis Music Visual Kei g' dibatasin buat pure-Rock aja, mreka bisa bebas berekspresi (hey.. g ada aturan kan...) ada yang Heavy Metal (Onmyo-Za), Punk Rock, dll. Tapi mreka tetep ada di jalur rock.
Hm... biasanya Visual Kei juga dihubungkan dengan gaya lain, seperti Gothic Lolita, Angura Kei, Ero Guro, yang masing2 punya gaya fashion sendiri (next time kucritain tentang mreka).
Tahun 2000an tentu aja ada Miyavi!, Koi Kei X. Mreka mulai menaikkan popularitas Visual Kei. Ada juga Dir en Grey. Yang lagi ngetop di Jepang tu Gazette, dan aku sendiri lagi suka ma Alice Nine!!! Berkat saya yang terus mengisi i-Pod dengan lagu2 mreka, telingaku jadi terbiasa, dan akhirnya suka...
Nah, L'Arc en Ciel cinta-ku bukan termasuk Visual Kei. Mereka pernah walk out dari sebuah acara karna host-nya memperkenalkan mereka sbg salah satu band Visual Kei. Well, soalnya mereka bukan.
Mungkin banyak orang akan nganggep Visual Kei itu aneh, punya pikiran: "apaan sih?? norak!!". Well... itu hak mereka. Tapi buat-ku Visual Kei itu keren, salah satu cara buat mengekspresikan diri dengan gaya yang g' biasa, g peduli apa omongan orang.
Japanese Rock tanpa Visual Kei, bagaikan Kopi tanpa gula, pait!!
Hidup Visual Kei!!!
Harajuku (???) adalah sebutan populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini terkenal sebagai tempat anak-anak muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Meiji Jingu, Taman Yoyogi, pusat perbelanjaan Jalan Takeshita (Takeshita-dori), departement store Laforet, dan Gimnasium Nasional Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan sewaktu menulis alamat.
Sekitar tahun 1980-an, Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini, kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo.
Sebetulnya sebutan "Harajuku" hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando. Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut tidak populer dan ikut disebut Harajuku.
Sejarah
Sebelum zaman Edo, Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku) bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan diri dari Sakai setelah terjadi Insiden Honnoji.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang strategis di bagian selatan Jalan Utama Koshu. Selain ninja, samurai kelas Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi atau membuat tepung.
Di zaman Meiji, Harajuku dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota Tokyo dengan wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah kuil Meiji Jingu didirikan.
Setelah dibukanya berbagai department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang dikenakan model majalah Anan dan non-no.
Sekitar tahun 1980-an, Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.